Thursday, October 22, 2009

SITUASI DAGANGAN PAIR AUD\USD

Pergerakan Aussie Pasca Krisis 2008 dan Outlook 2009
Jumat, 16 Oktober 2009 10:55 WIB

(Vibiznews – FX) – Mata uang dari negara Australia adalah Australian Dollar (A$ atau AU$) dan seringkali disebut dengan nama “Aussie”. Pertama kali diperkenalkan pada tahun 1966, dan menganut sistem free-floating exchange pada tanggal 8 Desember 1983. Nilai tertinggi Aussie sepanjang sejarah terhadap US Dollar berada pada level 0,9849 yang dicapai pada 15 Juli 2008, sedangkan level terendah berada di level 0,4775 pada bulan April 2001.

Pemerintahan Australia juga dikenal jarang melakukan intervensi terhadap nilai tukar mata uangnya, kondisi perekonomian dan politik di Australia juga secara umum sangat stabil. Aussie sampai saat ini dipandang sebagai intrumens investasi alternatif bagi para investor untuk mendiversifikasikan investasinya, terutama karena Australia mempunyai peranan besar dalam perekonomian zona Asia dan sektor komoditas.

Mata uang ini merupakan mata uang yang diperdagangkan terbanyak ke-6 di dunia saat ini. Aussie cukup populer karena tingkat suku bunga Australia yang relatif tinggi.

Aussie Bergerak Kokoh Pasca Krisis 2008

Pada saat terjadinya krisis ekonomi global pada pertengahan 2008 lalu, semua investor berlomba – lomba untuk mengamankan investasinya, maka US Dollar sebagai aset safe haven kembali menjadi tempat berlindung para investor. Akibatnya hampir seluruh mata uang dunia mengalami pelemahan yang sangat terhadap US Dollar, salah satunya adalah Aussie yang sempat anjlok ke level terendahnya saat itu di kisaran 0,6004 pada tanggal 27 Oktober 2008. Suku bunga RBA (Reserve Bank of Australia) saat itu berada pada level 3,00%, level terendah sejak 1960.



Di akhir tahun 2008, perdana menteri Australia Kevin Rudd mengumumkan paket stimulus pertamanya sebesar $10,4 Milyar dalam usaha melawan resesi global yang terjadi. Aussie sempat menguat ke level 0,7269 pada tanggal 7 Januari 2009, tetapi kembali merosot ke level 0,6344 pada tanggal 2 Februari 2009. Selepas dari bulan Maret 2009, Aussie terus menanjak meninggalkan level terendahnya seiring dengan bursa regional Asia. Lalu paket stimulus kedua sebesar $42 Miyar diluncurkan pada bulan Februari 2009 yang sebagian besar digunakan untuk membangun infrastruktur Australia.

Sampai dengan bulan Agustus 2009, Aussie sempat menguat ke level 0,8478 yang merupakan level tertinggi di bulan tersebut. Penguatan Aussie dilatari oleh spekulasi bahwa pertumbuhan ekonomi di Australia cukup kokoh, hal ini didukung dengan data ekonomi yang mengesankan di bulan tersebut dimana laporan penjualan ritel dan harga perumahan Australia di kuartal II-2009 menunjukkan hasil yang memuaskan. Walaupun kondisi ekonomi cukup optimis, RBA memutuskan untuk tidak merubah tingkat suku bunga di level 3,00%. Di bulan ini, Aussie sempat terkonsolidasi ke level 0,8154 karena secara teknikal memang sudah overbought dan akhirnya Aussie menutup bulan ini di level 0,8431.

Di bulan September, Aussie kembali menunjukkan taringnya dan berhasil mencetak level tertinggi terbarunya di level 0,8847 pada 30 September 2009. China merupakan faktor utama dalam kebangkitan perekonomian Australia karena China merupakan partner perdagangan Australia yang terbesar, sehingga membaiknya kondisi ekonomi di China bulan ini memberikan sentimen positif terhadap pergerakan Aussie. Harga penutupan bulan ini berada level 0,8837.

Optimisme terhadap ekonomi Australia sangat tinggi di bulan Oktober ini. RBA (Reserve Bank of Australia) secara mengejutkan meningkatkan tingkat suku bunganya dari 3,00% menjadi 3,25% pada tanggal 6 Oktober 2009. Hal ini langsung direspon positif oleh pasar sehingga berhasil mendongkrak Aussie ke level tertingginya saat ini di level 0,9227 pada tanggal 15 Oktober 2009. Sebelumnya ada kekhawatiran bahwa Australia terlalu cepat menaikkan suku bunga karena dikhawatirkan dapat menghambat pertumbuhan perekonomiannya, namun kekhawatiran tersebut memudar setelah hasil data tenaga kerja periode September 2009 yang sensasional. Tingkat pengangguran berkurang dari 5,8% menjadi 5,7% dan jumlah tenaga kerja baru bertambah sebesar 40600 orang setelah pada periode sebelumnya berkurang sebesar 26100 orang. Sampai pada tanggal 15 Oktober 2009, Aussie bertengger di kisaran 0,9200..

Sampai Akhir 2009 Aussie Tetap Menarik

Australia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam karena terletak berdekatan dengan garis khatulistiwa. Sehingga Australia lebih memfokuskan perekonomiannya ke sektor ekspor, terutama komoditas pertambangan. Komoditas pertanian yang juga menjadi keunggulan Australia, seperti gandum dan wol.


Krisis ekonomi global 2008 lalu telah memincangkan perekonomian negara - negara eksportir contohnya Jepang, namun tidak bagi Australia dan China. Karena kedua negara ini, seperti Indonesia, masih mempunyai sektor riil yang kuat untuk menutupi defisit neraca perdagangannya. Dapat dilihat dari pertumbuhan sektor jasa di Australia yang sangat mengesankan, perjasaan di bidang properti dan bisnis menyumbang 10% dari total GDP Australia dan bertumbuh menjadi 14,5% pada periode 2006-2007.

Kenaikan harga komoditas sering dikaitkan dengan mata uang Australia, sehingga jika harga komoditas naik maka Aussie juga berpotensi menguat. Sementara ini, sektor pertambangan sedang menjadi fokus masyarakat global, sehingga harga komoditas seperti emas dan batu bara, sangat berpotensi untuk terus naik. Kenaikan harga komoditas ini akan menambah keuntungan perusahaan – perusahaan pertambangan di Australia.

Melihat prospek ekonomi Australia yang sangat menjanjikan, maka mata uang Aussie sangat berpotensi untuk terus menguat. Diperkirakan Aussie berpeluang mengetes level 0,9300 di bulan Oktober ini, dan tidak menutup kemungkinan untuk kembali ke level tertinggi sepanjang sejarah di kisaran 0,9850 sampai akhir tahun 2009.

No comments:

Post a Comment